- Home
- Article Details
Article Details
File APK Android Pensiun dan Diganti AAB

- 12-Aug-2021

Google menggantikan format APK dengan format baru, bernama Android App Bundle atau disingkat AAB (.aab). Format AAB pertama kali diperkenalkan Google dalam acara Google I/O 2018.
"Google Play akan mulai mewajibkan aplikasi baru untuk didistribusikan dengan format Android App Bundle mulai Agustus 2021. Ini akan menggantikan APK sebagai format distribusi standar," tulis Dom Elliott selaku Product Manager Google Play, dalam sebuah postingan di blog resmi Android Developers.
Lantas, dengan adanya perubahan format APK menjadi AAB ini, apa pengaruhnya untuk pengguna Android?
Pengguna Android tampaknya tidak perlu khawatir dengan adanya migrasi format file APK ke AAB ini. Pasalnya, format ini sedianya digunakan pengembang aplikasi untuk mendistribusikan aplikasinya di Google Play Store.
Ketika aplikasi sudah didistribusikan di Google Play Store, maka pengguna tetap bisa memasang berbagai aplikasi dengan mengeklik tombol "Install" seperti biasanya.
Benefit bagi pengguna Android
Namun, yang pasti, perubahan format standar distribusi aplikasi Android dari APK ke AAB ini justru akan memberikan benefit kepada pengguna Android. Misalnya, pengguna bisa meng-install aplikasi dengan ukuran yang lebih kecil.
Elliot mengatakan, format file AAB memungkinkan ukuran aplikasi Android menjadi 15 persen lebih kecil, bila dibandingkan dengan aplikasi Android yang didistribusikan dalam format APK. Format AAB bisa menghemat penyimpanan ponsel Android sebab sifatnya yang dinamis.
Format ini membuat agar tidak semua file aplikasi perlu diunduh dan dipasang di ponsel, namun ujung-ujungnya tidak terpakai.
Misalnya, aplikasi yang diunduh tidak akan menyertakan fitur 4K jika mendeteksi ponsel yang dipakai tidak mendukung resolusi setinggi itu.
Lalu, apabila ponsel pengguna memakai bahasa Inggris dan Indonesia, maka aplikasi yang dipasang kemungkinan tidak akan dibekali dengan dukungan bahasa asing macam bahasa Jerman, Perancis, dan lain sebagainya meski awalnya ada.
Inilah yang membuat aplikasi tidak memakan banyak tempat, dan semakin cepat diunduh, karena sifatnya yang dinamis tadi.
Dengan begitu, aplikasi yang didistribusikan dalam format AAB ini akan semakin ramah bagi pengguna smartphone dengan kapasitas penyimpanan internal yang minim.
Ukurannya aplikasi yang akan semakin kecil juga membuat pengguna bisa menghemat bandwidth ketika melakukan instalasi. Nantinya, proses pemasangan aplikasinya pun menjadi lebih cepat, sebagaimana dihimpun dari XDA Developers.
Di samping mengubah format, Google juga mewajibkan pengembang untuk mengganti penggunaan ekstensi file OBB dengan Play Asset Delivery dan Play Feature Delivery, untuk mengirimkan aset atau fitur yang ukuran unduhannya lebih dari 150 MB.
Nah, berkat adanya Play Asset Delivery ini, format file AAB memungkinkan pengguna untuk memainkan aneka game dengan ukuran besar, tanpa harus menunggu proses pengunduhan selesai.
Elliott menjelaskan, penggunaan format baru AAB ini hanya diwajibkan bagi aplikasi baru yang akan didistribusikan pada mulai Agustus 2021, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Blog Google.
Google sendiri mengklaim sudah ada lebih dari 1 juta aplikasi dan game yang sudah diplublikasikan di Google Play menggunakan format AAB ini.
Termasuk beberapa aplikasi yang masuk di kategori 1.000 aplikasi dan game teratas Google Play, seperti Adobe, Duolingo, Gameloft, Netflix, redBus, Riafy, dan Twitter.
Sumber: https://www.kompas.com/

Theresa Underwood
Email is a crucial channel in any marketing mix, and never has this been truer than for today’s entrepreneur. Curious what to say.
Comments:
Leave a comment:
Search
Categories
Recent post
2 Penyedia eBook Legal dan Gratis
- 17-Feb-2021
PLAYABLE ADS, FITUR FACEBOOK UNTUK COBA GAME
- 24-Dec-2021
3 CARA MENGATASI PYTHON YANG LAMBAT
- 31-Dec-2021
LAKUKAN HAL INI JIKA LUPA KATA SANDI AKUN GOOGLE
- 04-Jan-2022
Game "Fortnite" Kembali ke iOS Lewat GeForce Now
- 17-Jan-2022
8 Fitur Terbaru Google Mail Yang Libatkan AI
- 24-Jan-2022
Valve Rilis Steam Deck pada 25 Februari 2022
- 11-Feb-2022
Intel Rilis Chip Blockchain untuk Kripto dan NFT
- 14-Feb-2022
Call of Duty Bakal Punya Warzone Baru di 2022
- 15-Feb-2022
EA Umumkan Kolaborasi FIFA 22 dan Apex Legends
- 10-Mar-2022
BTS Desain Kostum dan Emote untuk Game Free Fire
- 22-Mar-2022
Cara Cek Sinyal TV Digital di Daerah Kamu
- 24-Mar-2022
Cara Mentransfer Kepemilikan File di Google Docs
- 28-Mar-2022
7 Fitur Baru di DM Instagram, Apa Saja?
- 05-Apr-2022
Lupa Password di Windows 10? Coba Solusi Ini
- 05-Apr-2022
Fitur Reaksi Emoji Akan Hadir di Google Docs
- 11-Apr-2022
Apple Patenkan Kontroler Game Buatan Sendiri
- 14-Apr-2022
Bandai Namco Mau Bikin Metaverse untuk Gundam
- 19-Apr-2022
5 Cara Mematikan Laptop Dengan Aman
- 28-Apr-2022
Game Dead Space Remake Rilis Pada Januari 2023
- 17-May-2022
Microsoft Uji Coba Android 12.1 untuk Windows 11
- 23-May-2022
Cara Mengedit PDF di Google Docs
- 02-Jun-2022
Cara Menambahkan Check Boxes di Google Sheets
- 10-Jun-2022
Adobe Siapkan Photoshop Versi Web Gratis
- 17-Jun-2022
Intel Akan Produksi Chip MediaTek
- 28-Jul-2022
Sophie Asveld
February 14, 2019
Email is a crucial channel in any marketing mix, and never has this been truer than for today’s entrepreneur. Curious what to say.
Sophie Asveld
February 14, 2019
Email is a crucial channel in any marketing mix, and never has this been truer than for today’s entrepreneur. Curious what to say.